Minggu, 13 September 2009
di
22.07
|
Bocah itu menjadi pembicaraan dikampung Ketapang. Sudah tiga hari ini ia mondar- mandir keliling kampung.
Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, danbahkan orang-orang tua. Hal ini bagi orang kampung sungguh menyebalkan.
Yah, bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan kesanakemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklatmenyala.Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air danbutiran-butiran es yang melekat diplastik es tersebut.
Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnyabukan pada bulan puasa!
Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyakorang sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentusaja menggoda orang yang melihatnya.
Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tigahari semenjak bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik daribiasanya.Luqman mendapat laporan dari orang-orang kampong mengenai bocah itu. Merekatidak berani melarang bocah kecil itu menyodor-nyodorkan dan memperagakanbagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan roti isi dagingtersebut.Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutansekaligus keheranan.
Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikankilatan yang menyeramkan. Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya.
******************** ********* **
Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung,belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius.
Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang samajuga!
Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia menari-naridengan menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu jelas membuat orang lainmenelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga.
Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma,ya itu tadi,bukannya takut, bocah itumalah mendelik hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar.
"Bismillah…..." ucap Luqman dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir,kalau memang bocah itu bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini.
Kalau memang bocah itu "bocah beneran" pun, ia juga akan cari keterangan,siapa dan dari mana sesungguhnya bocah itu.
Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tanganLuqman. Luqman pun menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu,dan membawanya ke rumah.
Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yang melihatnya."Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi dagingini? Bukankah ini kepunyaan saya?" tanya bocah itu sesampainya di rumahLuqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya.Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman.
"Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa," jawab Luqman denganhalus,"apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamubukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu.."
Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu.Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqmanlebih tajam lagi.
"Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian yanglebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?! Kalian selalumempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan padasebelas bulan diluar bulan puasa?
Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, denganmenimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami?
Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedangmenangis?Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang,sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematianmenjemput ajal..?!
Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalianuntuk menahan lapar dan haus?
Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembalipada kerakusan kalian...!?"
Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untukmenyela.Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas danterdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba.
"Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasameski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.
Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah yangmenyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalukalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri?
Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yangluar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnyadengan istilah menyambut Ramadhan dan 'Idul Fitri?
Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkanpada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula.
Tuan.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, duabelas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telahsaya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami...!
Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta?
Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebih?
Tuan.., sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yang semestinya diingat?
Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat.
Tahukah Tuan akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa?
Tuan.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi.
Tuan..., jangan merasa perut kan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan 'tuksetahun, jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah menyatu dengan bumi kelak...."
************ ********* ***********************
Wuahh..., entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan.
Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya!
Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah sembarangan.
Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong.
Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi.
Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Ketapang. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu.
Ditengah deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng bingung. Bahkan, orang-orang yang menunggu penasaran didepan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah itu keluar dari rumah Luqman!
Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang!
Luqman tidak mau main-main. Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur. Meski peristiwa tadi irrasional, tidak masuk akal, tapi ia mau meyakini bagian yang masuk akal saja. Bahwa memang betul adanya apa yang dikatakan bocah misterius tadi.
Bocah tadi memberikan pelajaran yang berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat.. Yaitu mereka yang tidak berpakaian, mereka yang kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki penghidupan yang layak.
Bocah tadi juga memberikan Luqman pelajaran bahwa seharusnya mereka yang sedang berada diatas, yang sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, dengan berjalan membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan.
Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terusmenjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkukmenahan lapar.
Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yangluar biasa. Luqman tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati matahatinya.Sekarang yang ada dipikirannya sekarang, entah mau dipercaya orang atautidak, ia akan mengabarkan kejadian yang dialaminya bersama bocah itusekaligus menjelaskan hikmah kehadiran bocah tadi kepada semua orang yangdikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang.
Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yang menghendakibercahayanya hati.
Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir. Sejak itu Luqman tidak pernahlagi melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas dantudingan-tudingan yang memang betul adanya.
Luqman rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yang berani menunjukhidungnya ketika ia salah.
Selamat menjalankan ibadah puasa.....Mohon maaf lahir dan bathin
Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, danbahkan orang-orang tua. Hal ini bagi orang kampung sungguh menyebalkan.
Yah, bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan kesanakemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklatmenyala.Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air danbutiran-butiran es yang melekat diplastik es tersebut.
Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnyabukan pada bulan puasa!
Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyakorang sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentusaja menggoda orang yang melihatnya.
Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tigahari semenjak bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik daribiasanya.Luqman mendapat laporan dari orang-orang kampong mengenai bocah itu. Merekatidak berani melarang bocah kecil itu menyodor-nyodorkan dan memperagakanbagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan roti isi dagingtersebut.Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutansekaligus keheranan.
Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikankilatan yang menyeramkan. Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya.
******************** ********* **
Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung,belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius.
Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang samajuga!
Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia menari-naridengan menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu jelas membuat orang lainmenelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga.
Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma,ya itu tadi,bukannya takut, bocah itumalah mendelik hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar.
"Bismillah…..." ucap Luqman dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir,kalau memang bocah itu bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini.
Kalau memang bocah itu "bocah beneran" pun, ia juga akan cari keterangan,siapa dan dari mana sesungguhnya bocah itu.
Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tanganLuqman. Luqman pun menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu,dan membawanya ke rumah.
Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yang melihatnya."Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi dagingini? Bukankah ini kepunyaan saya?" tanya bocah itu sesampainya di rumahLuqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya.Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman.
"Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa," jawab Luqman denganhalus,"apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamubukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu.."
Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu.Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqmanlebih tajam lagi.
"Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian yanglebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?! Kalian selalumempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan padasebelas bulan diluar bulan puasa?
Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, denganmenimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami?
Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedangmenangis?Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang,sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematianmenjemput ajal..?!
Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalianuntuk menahan lapar dan haus?
Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembalipada kerakusan kalian...!?"
Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untukmenyela.Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas danterdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba.
"Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasameski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.
Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah yangmenyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalukalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri?
Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yangluar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnyadengan istilah menyambut Ramadhan dan 'Idul Fitri?
Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkanpada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula.
Tuan.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, duabelas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telahsaya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami...!
Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta?
Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebih?
Tuan.., sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yang semestinya diingat?
Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat.
Tahukah Tuan akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa?
Tuan.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi.
Tuan..., jangan merasa perut kan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan 'tuksetahun, jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah menyatu dengan bumi kelak...."
************ ********* ***********************
Wuahh..., entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan.
Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya!
Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah sembarangan.
Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong.
Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi.
Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Ketapang. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu.
Ditengah deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng bingung. Bahkan, orang-orang yang menunggu penasaran didepan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah itu keluar dari rumah Luqman!
Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang!
Luqman tidak mau main-main. Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur. Meski peristiwa tadi irrasional, tidak masuk akal, tapi ia mau meyakini bagian yang masuk akal saja. Bahwa memang betul adanya apa yang dikatakan bocah misterius tadi.
Bocah tadi memberikan pelajaran yang berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat.. Yaitu mereka yang tidak berpakaian, mereka yang kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki penghidupan yang layak.
Bocah tadi juga memberikan Luqman pelajaran bahwa seharusnya mereka yang sedang berada diatas, yang sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, dengan berjalan membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan.
Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terusmenjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkukmenahan lapar.
Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yangluar biasa. Luqman tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati matahatinya.Sekarang yang ada dipikirannya sekarang, entah mau dipercaya orang atautidak, ia akan mengabarkan kejadian yang dialaminya bersama bocah itusekaligus menjelaskan hikmah kehadiran bocah tadi kepada semua orang yangdikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang.
Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yang menghendakibercahayanya hati.
Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir. Sejak itu Luqman tidak pernahlagi melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas dantudingan-tudingan yang memang betul adanya.
Luqman rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yang berani menunjukhidungnya ketika ia salah.
Selamat menjalankan ibadah puasa.....Mohon maaf lahir dan bathin

0 komentar:
Posting Komentar